Skip to main content

little project (2)

Lifelong Learner

This is one of my friend for sixteen years, saying... Ketika ditanya mengenai “apa sih yang paling berkesan tentang saya di matanya?”, dia menjawab : baik, idolanya banyak, mau belajar, supel, temen aku yang paling ok. Hoho. Bahkan meskipun kita sudah dekat dalam jangka waktu yang relatif lama, ia tidak menyebutkan apa saja yang berkesan namun mengesalkan dari saya :D She’s really my dear

Ada yang menarik dari kesan yang ia sampaikan, pertama : saya punya banyak idola. Sebetulnya selain banyak idola, dia juga selalu merasa bahwa saya ini punya banyak kecengan. Haha. Menghabiskan hampir seluruh masa – masa di sekolah bersamanya, teman saya yang satu ini tentu saja sangat mengetahui bagaimana dulu (dulu loh ya... hihi) saya mudah kagum terhadap lawan jenis. Meskipun ala ala anak sekolah. Kadang saya suka hanya gaya rambutnya, atau jaketnya, atau kerennya “si dia” ketika tampil di pentas sekolah...dan masih banyak lagi. Berbagai macam kekonyolan juga pernah saya lakukan bersama teman saya ini (dengan ajakan saya tentunya :D) ketika mencoba mencuri perhatian sang kecengan. Well, it was long time ago..sekarang saya lebih suka hanya “mengagumi” orang di layar kaca (eeeaaa :D).

Hal yang kedua adalah “mau belajar”. Saat saya membaca bahwa ia mencantumkan kata – kata tersebut, hati saya langsung trenyuh. Meskipun saya tidak mengetahui maksud pasti dari kesan “mau belajar”, namun saya sangat terhibur saat seorang teman terdekat memiliki opini seperti itu tentang saya. Being a lifelong learner is one of my vocations in life. Belajar bagi saya tidak hanya lewat lembaga formal seperti sekolah maupun lembaga informal seperti kursus, namun juga termasuk segala jenis “pembelajaran” yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari.

Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young. The greatest thing in life is to keep your mind young. –Henry Ford

Saya sangat bersyukur atas rahmat dan karunia yang telah Allah berikan sehingga saya dapat mengenyam pendidikan di bangku sekolah dan universitas. Kadang saya membayangkan bagaimana bila saya ditakdirkan terlahir di tengah – tengah lingkungan yang tidak memprioritaskan pendidikan? Meskipun tentu saja pendidikan di sekolah tidak secara langsung menjamin kehidupan kita, karena kuncinya tetap ada pada individu yang bersangkutan untuk mengoptimalkan potensi diri -terlepas dari faktor – faktor di luar dirinya. Namun dapat merasakan pendidikan di bangku sekolah adalah suatu hal yang mungkin bagi banyak orang di luar sana masih terasa “mewah”. 

Selain pendidikan formal, saya juga sangat bersyukur karena Allah memberikan saya hobi yang cukup “mainstream” : membaca. Membaca selalu memberikan saya kesempatan untuk mengetahui hal – hal baru. Membaca mengenai pengalaman, kisah, sharing ilmu atau pemikiran – pemikiran orang lain seringkali memaksa saya agar membuka pikiran lebih luas lagi. Bahwa saya ini tidak ada apa – apanya. Bahwa masih banyak yang bisa kita pelajari dan ambil hikmahnya di luar sana. Membaca juga-lah yang terus menyalakan semangat saya untuk belajar menulis. Saya berharap kemampuan menulis saya semakin terasah dan ada orang yang terinspirasi ketika membaca tulisan saya.

That the most important thing in life to invest in, is not in material things, but in your own brain.Desi Anwar

Saya tidak tahu darimana hobi membaca saya ini berasal karena saya akui kedua orang tua saya tidak hobi membaca dan tidak membiasakan saya untuk membaca sedari kecil (kecuali buku pelajaran sekolah yaaa :D). Di rumah saya sudah pasti tidak banyak buku bacaan, hanya beberapa majalah yang dibeli orang tua saya ketika sedang “mood”. Sebetulnya saya juga tidak merasa hobi membaca sampai pada beberapa bulan yang lalu seorang teman saya mengatakan bahwa saya ini pecinta buku dan ketika sedang melihat poster buku bertumpuk, dia teringat saya. Hohoho. Semoga memang saya ini benar – benar pecinta buku.

***

Menutup artikel kali ini saya ingin bercerita mengenai pengalaman saya yang berhubungan dengan “belajar”. Beberapa bulan yang lalu saya memutuskan untuk mengambil kursus vokal di Purwacaraka Music School. Apa motivasi saya mengikuti kursus ini? Jujur saya sangat suka menyanyi, namun tidak pernah belajar untuk menyanyi. Jadi dengan mengikuti kursus ini, saya berharap saya bisa bernyanyi dengan baik dan BENAR. Syukur – syukur bisa jadi penyanyi campursari, haha. Saya akui bagian paling sulit adalah memulai. Saya ragu – ragu untuk datang ke tempat kursus. Setelah akhirnya datang untuk mendapatkan informasi-pun, saya juga jadi ragu karena yang kursus kebanyakan anak – anak yang masih sekolah (kan jadi malu hehehe). Namun saya meyakinkan diri saya bahwa mumpung masih ada waktu, biaya dan kesempatan, apa salahnya saya mencoba. Perkara ke depannya lanjut atau tidak itu bisa diputuskan kemudian. Sejauh ini saya sangat menikmati kegiatan “sampingan” yang sedang saya jalani ini and I got the chance to learn a lot of new things here!

My dear friend and I ^^




Comments

  1. ahahahahaha, seenggaknya walaupun ga punya blog aku masih bisa ngeksis di blog orng yah ����

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha yah mudah mudahan ada yang baca yah XD kl engga ada yang baca ya sama aja kekeke~

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

opini : lagu Opo Aku Iki - Soimah

Miko Fajar Bramantyo

Lirik Lagu Merapi lan Merbabu - Anik Sunyahni