Skip to main content

little project (1)

My Story with PMS

Salah seorang teman saya mengatakan bahwa saya adalah orang yang plin plan dan moody-an ketika ditanya hal apa yang paling berkesan tentang saya. Well, saya tidak sepenuhnya seperti itu (cross my finger) tetapi memang ada “periode” ketika saya mengalami severe mood swing dan menjadi sangat plin plan alias membingungkan –jangankan dia, saya sendiri juga bingung :D. Selain terkena mood swing, biasanya juga dibarengi dengan perasaan over sensitive, mudah murung serta perasaan – perasaan gloomy lainnya. 

Awalnya saya tidak begitu menyadari perubahaan mood drastis yang saya alami. Saya menganggap bahwa hal tersebut adalah part of being a human. Kadang kita bersemangat, kadang kita lelah. You know life is never flat. But thanks to my diary, beberapa waktu yang lalu saya menyadari bahwa di hari – hari menjelang jadwal datang bulan (menstruasi), saya menyadari bahwa terkadang mood swing saya bisa sangat tidak terkontrol. Misalnya, sangat mudah tersinggung and take things “too” personally atau tiba – tiba merasa sedih for no particular reason and then found a reason to cry miserably

Memasuki hari – hari kritis tersebut, saya juga sering merasakan perasaan kesepian yang cukup intense. Pernah pada suatu sore ketika sedang mengendarai motor dalam perjalanan pulang menuju ke rumah, saya merasa sangat lelah dan lemas karena terus menerus mengantuk. Saya juga merasa sedikit upset dengan diri saya sendiri karena makan dalam porsi lebih banyak dari biasanya –dan ingin makan lebih banyak lagi. Saya merasa kesepian dan merasa being left out by this constantly moving forward society –or I thought so. Tiba – tiba terpikir oleh saya “Kalau saat ini saya jatuh dari motor dan akhirnya dirawat di rumah sakit, maka akan banyak teman – teman dan orang yang mengkhawatirkan serta peduli pada saya.” Alhamdulillah, saya cepat menyadari hal konyol tersebut dan ber-istighfar sebanyak – banyaknya atas apa yang baru saja saya pikirkan. OMG. Sejak saat itu saya begitu aware untuk mengendalikan pikiran saya sendiri terutama di saat – saat PMS. 

Selain mood swing, biasanya saya juga mengalami beberapa gejala fisik seperti sakit di beberapa bagian tubuh terutama pinggang, mudah mengantuk dan sering sekali merasa lapar serta menginginkan makanan – makanan tertentu (salty-oily-spicy and crispy food). Gejala yang paling “menyakitkan” datang ketika hari pertama yaitu saat saya mengalami keram yang mungkin lebih parah dari kebanyakan perempuan pada umumnya. Saya ingat bahwa keram tersebut tidak begitu mengganggu ketika saya masih duduk di bangku sekolah. Namun sejak memasuki masa – masa kuliah, keram tersebut menjadi – jadi. Teman – teman dekat saya di kampus sudah tidak asing kalau saya sering mengeluh sakit “perut”, tidak konsentrasi saat beraktifitas seperti biasa atau mereka tidak merasa heran juga ketika saya tiba – tiba menangis -tengah malam- di penginapan ketika sedang melakukan perjalanan bersama mereka. 
Saya dulu berpikir bahwa hal ini adalah hal yang “biasa”. Merasakan ketidakseimbangan hormon (yang menyebabkan mood swing) dan sakit fisik ringan sebelum, ketika dan sesudah menjelang menstruasi adalah hal yang wajar. Terlebih beberapa orang terdekat saya juga mengalami hal yang relatif sama. Namun beberapa bulan terakhir ini saya merasakan bahwa PMS ini sungguhlah mengganggu. Sakit fisik tentu saja mengganggu aktifitas harian saya, terutama rasa kantuk yang sulit dikendalikan (padahal saya sudah mencoba tidur lebih lama di malam hari) serta keram yang dapat membuat saya “menempel” di kasur seharian. 

Mood swing terutama saat PMS juga sangat mengganggu. Selain karena membuat perasaan jadi tidak enak, moodiness juga mengganggu karena efeknya terhadap orang – orang terdekat saya. Hal ini lebih saya rasakan lagi ketika saya memiliki hubungan dekat dengan seorang pria (ceilah :D sombong yaaa). Sometimes I’m being so (much) ridiculous over things that in a daily basis didn’t harm me that much. I tend to misinterpret his words and exaggerating his behavior and sometimes accusing him unaware with my feelings or being ignorant. The thing is, he’s not exactly like that. Sometimes (especially in my critical-PMS-period), I’m being so selfish and feel like that I’m the center of this universe and that he has to know what I want and read what’s on my mind. The thing is, I’m not the center of this universe and he’s not a-mind-reader (no one is). Fortunately, he’s a really gentle person, so that he can handle me well most of the time. He’s trying to understand that there is a time when I’m being too sensitive and he’s willing to deal with that. But deep in my heart, I really can and want to do better than this. 
Saya memutuskan untuk lebih “meng-edukasi” diri saya mengenai PMS ini. Dari berbagai artikel yang saya baca dan kaji, akhirnya saya mencoba sebuah “metode”. Salah satu artikel yang cukup menginspirasi saya menyebutkan bahwa salah satu kunci agar terbebas dari gejala PMS yang parah adalah berkaitan dengan pola makan. Ya, saya juga setuju sih. Sejak menonton video dokumenter BBC ini saya jadi lebih aware dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh saya. Sejak saat itu saya lebih memerhatikan makanan yang saya makan. 

Saya mulai belajar mengurangi asupan gula, mereduksi asupan makanan olahan dan fast food, sugary drinks, mengurangi makan daging serta memperbanyak asupan sayur dan buah – buahan. Saya belajar mengurangi terutama makanan yang telah dikemas (packaged food/processed food). Makanan – makanan tersebut ditengarai memiliki berbagai zat yang sebetulnya tidak diperlukan oleh tubuh serta mengandung kalori yang tinggi dengan nutrisi yang hampir tidak ada. Hal itu lah yang menyebabkan kita menjadi addicted to it dan makan dalam porsi banyak. Otak kita tidak dapat mengirimkan sinyal untuk berhenti makan karena memang nutrisi yang dibutuhkan tubuh belum memenuhi -sedangkan kalori semakin menumpuk di jaringan lemak kita. 

Alhamdulillah sekarang saya sudah mulai merasakan hasil dari “metode” ini. Gejala PMS saya, terutama gejala fisik, semakin berkurang. Keram yang saya rasakan tidak se-parah biasanya dan saya bebas sakit pinggang. Mood swings masih sering saya rasakan tapi tidak sampai berkepanjangan (dan semoga tidak lagi menimbulkan kesalahpahaman). Bonus yang saya dapat dari “metode” ini adalah...jeng jeng jeng : I’m losing my extra weight. Mengurangi processed food sangat membantu saya menanggulangi nafsu makan yang berlebih –ajaib! Silakan baca artikel yang cukup “menggugah” hati saya ini. 
Saya akui saya masih dalam fase yo-yo dieting. Masih mencoba berbagai cara untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Dalam artikel ini saya jabarkan suatu tips yang berhasil saya lakukan. Tapi dengan berat hati saya katakan bahwa untuk jangka panjang (bahkan agar menjadi gaya hidup yang “permanen”) dibutuhkan lebih dari sekedar rutinitas. Jadi, perjalanan masih sangat panjang :)


*** 

PS. About the notes. Mengapa saya menyandingkan gambar seorang perempuan yang sedang tertawa dengan quote dari teman saya adalah karena teman saya ini merupakan sesosok perempuan enerjik yang sering sekali membuat saya tertawa dengan guyonan dan lelucon ringannya. Bahkan ketika saya sudah lebih stabil dan kami mendiskusikan tentang hal ini, kami berdua sama – sama tertawa –laughing at how ridiculous I was sometimes. We’ve been in a same workplace –even for a short period of time, but those times were a joyful one.


Comments

Popular posts from this blog

opini : lagu Opo Aku Iki - Soimah

Miko Fajar Bramantyo

Lirik Lagu Merapi lan Merbabu - Anik Sunyahni