Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2014

opini : buku Back Door Java (bagian 3)

Rumah dan Sebuah Pintu Belakang yang Hilang Menurut Janice, Kampung Rumah Putri didominasi oleh kelompok keluarga besar. Biasanya, di kampung terdapat tradisi ketika orang tua akan menyiapkan sebidang tanah dengan rumah untuk anak – anaknya. Warga kampung pada umumnya masih memiliki ikatan saudara -walaupun terkadang ikatan jauh. Saya juga mengamati hal ini terjadi di desa tempat kakek dan nenek saya tinggal. Dari 6 orang anak kakek, hanya ayah saya saja yang tinggal di kota berlainan. Salah satu om saya yang tertua tinggal di desa yang sama, tapi berbeda dusun. Satu om yang lain membangun rumah tepat di samping rumah kakek. Satu tante saya juga membangun rumah di dekat rumah kakek. Salah satu tante yang lain tinggal di desa yang sama, hanya di dusun yang berbeda dari dusun kakek maupun dusun om yang tertua. Bahkan, tante yang paling muda dan suaminya tinggal satu rumah dengan kakek dan nenek. Setiap lebaran tiba, saya dan keluarga dari ayah pergi mengunjungi kerabat – kerabat t

opini : buku Back Door Java (bagian 2)

Kehidupan Warga Kampung Warga Kampung Rumah Putri beranggapan bahwa tinggal di kampung lebih baik daripada tinggal di kota. Kehidupan di kampung kental dengan sikap tolong menolong dan tenggang rasa. Ada saja warga yang memberi makanan pada tetangganya, bila si tetangga tersebut tidak memiliki apa – apa untuk dimakan. Kedekatan antar warga kampung ini akhirnya menimbulkan suatu peraturan tidak tertulis bahwa warga yang tidak ambil bagian dalam kehidupan kampung akan dikucilkan. Seorang warga kampung yang tidak pernah keluar rumah di sore hari untuk sekadar ngobrol dengan tetangga atau menyapu halaman rumah, dianggap tidak ambil bagian dalam kehidupan kampung. Begitu juga dengan warga yang sepulang kerja tidak membiarkan pintu rumahnya terbuka dan tidak pernah tampak di depan rumah akan dituding bukan warga kampung. Janice menyimpulkan, agar diterima sebagai warga kampung, setidaknya ia harus membiarkan pintu rumahnya terbuka pada saat – saat tertentu dan muncul di halaman rumah ses

YongSeo Story (part I)

JYHeffect (Jung Yong Hwa effect) Saya sempat merasa sedih dengan "pengakuan" Yonghwa di sebuah acara talk show yang menyebutkan bahwa dirinya dan Seohyun not dating and not living in the same building. Sebetulnya sih, saya tidak ingin mempercayai pernyataan Yonghwa ini..hehe. Setelah saya pikir – pikir lagi, sepertinya saya harus mempercayai apa yang telah dijelaskan oleh Yonghwa. Percaya kalau memang mereka (saat ini) tidak memiliki hubungan yang spesial atau hubungan yang lebih dari sekadar teman. Lagipula, saya menyukai couple ini karena mereka banyak memberi inspirasi dan semangat tersendiri bagi saya. Oleh karena itu, saya harus tetap mencari hal – hal yang inspiratif saja dari mereka :). Biarlah, waktu yang menjawab. Hanya Tuhan yang tahu apa yang terbaik untuk mereka (loh???).

a Window in Our Life

Urip Iku.. Banyak pepatah mengatakan bahwa manusia merupakan mahkluk yang tidak pernah cukup, tidak pernah merasa puas dan selalu ingin “lebih” atau “berbeda” dari apa yang dimilikinya. Dalam arti positif, manusia akan selalu menuju ke arah yang lebih baik dan berusaha dengan sungguh – sungguh untuk menjadi manusia yang lebih maju sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup Namun, dalam arti negatif bisa saja dikatakan bahwa manusia tidak akan pernah merasa cukup dengan nikmat yang telah diberikan Tuhan. Bahkan dengan sifat alamiah manusia ini, bisa saja ia merasa iri dan dengki dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Saya juga menyadari, mungkin memang begitu adanya sifat manusia. Terkadang kita beranggapan bahwa teman atau tetangga kita punya kehidupan yang lebih nyaman, lebih “enak” dan hidupnya kok beruntung terus sih …